KAMBING PENGHUNI HUTAN HUJAN SUMATERA

Kambing merupakan satwa  yang sering kita ketahui berada di Peternakan dan menjadi bahan pangan bagi manusia. Pemanfaatan kambing sudah banyak dilakukan oleh manusia. Indonesia dengan keanekaragaman yang tinggi memiliki kambing khas sendiri yaitu kambing hutan sumatera

1Kambing Hutan Sumatera (Capricornis sumatraensis) merupakan jenis satwa yang hanya hidup di hutan tropis Sumatera. Satwa ini termasuk kedalam family Bovidae. Populasi di alam juga semakin langka dan terancam punah. Maka dari itu, International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) memasukkan satwa inike dalam golongan “genting” atau “Endangered”.  Pemerintah Indonesia juga menetapkan kambing hutan sumatera sebagai salah satu satwa yang dilindungi dari kepunahan berdasarkan PP Nomor  7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kelangkaan yang terjadi pada satwa tersebut disebabkan oleh berkurangnya habitat dan perburuan satwa liar. Pada awalnya perburuan dimanfaatkan sebagai sumber makanan tetapi akhirnya berkembang menjadi komoditi masyarakat untuk mendapatkan tanduknya.

Ciri khas kambing ini adalah bertanduk ramping, pendek dan melengkung ke belakang. Berat badannya antara 50 – 140 kg, panjang badannya 140 – 180 cm. hampir dua meter, cukup besar bila di bandingkan dengan ukuran seekor kambing biasa. Tingginya bila dewasa antara 85 – 94 cm. Di alam bebas keberadaannya saat ini sudah sangat langkah dan memprihatinkan (Hananto 2014).

Umumnya, kambing hutan hidup secara soliter namun terkadang berkumpul dalam kelompok kecil. Kambing hutan sumatera sangat berbeda dengan kambing biasa yang ditemui, jenis ini merupakan perpaduan antara kambing dengan antelop, yaitu jenis yang mirip kambing dengan tanduk tegak lurus. Hidup pada ketinggian 200 m dari puncak dataran tinggi di Sumatera atau bukit-bukit kapur. Habitatnya adalah hutan primer dan hutan sekunder yang dekat pegunungan. Aktif pada pagi hari dan sore hari.

Populasinya sekarang ditemukan di berbagai daerah, yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan) juga dapat ditemukan di Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) yang secara administratif berlokasi di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Provinsi Sumatera Utara dan Taman Nasional Gunung Leuser (Nanggroe Aceh Darussalam).

Sumber :

Hananto A. 2014. Kambing hutan sumatera, penakluk lereng terjal yang tak kenal lelah. [internet]. [Diunduh 2016 Apr 18]. Tersedia pada : http://www.mongabay.co.id/2014/12/03/kambing-hutan-sumatera-penakluk-lereng-terjal-yang-tak-kenal-lelah/.

 

PENGLIHATAN LUAR BIASA KELELAWAR

kelelawar1

Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang bisa terbang secara keseluruhan. Satwa ini aktif pada malam hari (Nocturnal). Ciri khusus yang menjadikan satwa ini unik yaitu kemampuan terbang di malam hari yaitu dengan eckolokasi. Ekolokasi berfungsi untuk memperkirakan jarak terbang. Ekolokasi merupakan kemampuan memperkirakan jarak dengan menggunakan bunyi pantul ultrasonic. Kelelawar dibagi menjadi dua jenis yaitu Microchiroptera (Microbat) dan Megachiroptera (Megabat). Kelelawar yang menggunakan ekolokasi yaitu Microchiroptera. Mata dari Microchiroptera sangat kecil dan tidak berkembang dengan baik. Namun, kelelawar ini memiliki telinga yang sangat sensitive dan berukuran cukup besar dibandingkan dengan ukuran kepalanya. Satu hal yang sangat unik dari telinga kelelawar adalah kemampuan menerima getaran gema. Gema merupakan bunti pantul yang terdengar setelah bunti asli selesai

Telinga kelelawar menerima getaran ultrasonic dengan frekuensi lebih dari 20.000 Hz yang dikeluarkan dari pangkal tenggorokannya. Saat getaran dikeluarkan dan menyentuh suatu benda, maka gema yang ditimbulkan akan diterima oleh telinga kelelawar, gema tersebut memberikan informasi tentang benda yang berada di sekitarnya. Proses ekolokasi yaitu saat terbang, kelelawar mengeluarkan bunyi berfrekuensi tinggi lebih dari 20.000 Hz yaitu bunyi ultrasonik. Bunyi ultrasonik akan mengenai benda atau mangsa di sekitarnya. Bunyi ini akan dipantulkan kembali oleh benda-benda tersebut. Kelelawar akan menangkap bunyi pantulan dari benda atau mangsanya. Semakin cepat gema yang diterima oleh kelelawar maka jarak kelelawar dengan benda semakin dekat, jika gema semakain lama diterima maka jarak kelelawar dengan bendanya masih jauh. Oleh karena itu kelelawar dapat memperkirakan jarak terbang. Kelelawar dapat mengenali dan membedakan antara mangsa dan bukan mangsa serta benda-benda yang berada di sekitarnya.

kelelawar2

Sumber gambar :

www.eurobats.org

www.batconservationireland.org

 

 

 

KEPENGURUSAN HIMAKOVA 2015/2016

1455776810561Himakova dalam menjalankan program kerjanya terdiri atas dua bagian yaitu Biro dan Kelompok Pemerhati (KP). berikut adalah nama-nama ketua kelompok pemerhati di Himakova

Ketua Kelompok Pemerhati 2015/2016

Ketua KP Mamalia                    : Fakhri Naufal S

Ketua KP Burung                      : Aditya Bagus S

Ketua KP Herpetofauna           : Dennis Septiandi I

Ketua KP Kupu-kupu               : Affania Resisty

Ketua KP Flora                          : Ajie Rohmanaputra

Ketua KP Gua                            : Rozaqa Wahyurianto

Ketua KP Ekowisata                  : Kukuh Hadi W

Ketua Fotografi Konservasi     : Indhafadhilah Annisa

Saat ini kelompok Pemerhati Mamalia “Tarsius” Himakova dipimpin oleh Fakhri Naufal S. Fakhri Naufal merupakan mahasiswa aktif di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor angkatan 50.